Rabu, 08 November 2017

PDIP-Golkar Tidak Berkoalisi, Peta Politik Berubah

MAJALENGKA – Pemerhati politik di kabupaten Majalengka, Haris Azis Susilo SIP memprediksi, Pilkada Majalengka 2018 berpotensi hanya akan diikuti tiga pasang kandidat saja. Pasalnya, peta politik di Majalengka masih cukup ketat untuk perebutan santunan partai. 
 Pemerhati politik di kabupaten Majalengka PDIP-Golkar Tidak Berkoalisi, Peta Politik Berubah
Inisiator Koalisi Kebangsaan Umat Irwan Suryanto. Ddok. Rakyat Cirebon
Menurutnya, meski banyak nama yang menyeruak ke publik. Akan tetapi pesta demokrasi tersebut hanya akan diikuti tiga pasang.

"Analisa Saya hanya akan ada tiga pasang calon yang akan maju di pilkada. Tapi tiga pasangan calon ini kalau melihat dari kemungkinan koalisi partai. Bisa lebih dari tiga kalau ada yang maju lewat jalur independen," ujarnya, Kamis (2/11).

Azis mengatakan, ketiga pasang tersebut berasal dari tiga koalisi. Koalisi yang pertama yaitu koalisi kebangsaan umat yang didalamnya ada PAN, Gerindra, dan Demokrat. Untuk koalisi kedua ada PKB, PPP, dan PKS dan koalisi yang ketiga yaitu PDIP-Golkar.

Namun, kata dia, yang menarik yakni komposisi PDIP-Golkar, bila koalisi tersebut tidak terjadi di Majalengka, maka peta koalisi akan berubah. Dimana Golkar akan bergabung dengan PKB, PKS, dan PPP.

“Sebelumnya, kan ada intruksi koalisi PDIP-Golkar dalam Pilkada Majalengka. Namun, bila melihat topografi PDIP di Majalengka sendiri yang secara aturan sudah mampu mencalonkan pasanganya sendiri, dengan bekal 18 kursi, mampu saja dalam Pilkada mendatang mengusung pasangan PDIP-PDIP,” ujarnya.

Lebih lanjut Haris menambahkan, hingga sejauh ini belum ada koalisi partai yang mendeklarasikan pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati yang diusung. Dari kesemuanya masih menunggu rekomendasi dari DPP masing-masing.

Terlebih, kata Azis, bagi partai yang menyelenggarakan tahapan penjaringan dan penyaringan untuk menentukan bakal calon.

Terpisah, salah seorang inisiator Koalisi Kebangsaan Umat yang juga anggota Pembina DPP Gerindra HM Irwan Suryanto mengatakan, pihaknya berpikir bukan siapa yang nanti harus memimpin Majalengka, tapi memiliki pemahaman pemimpin Majalengka harus mampu mempersatukan ribuan rakyat.

Selain itu, pihaknya juga menegaskan tidak ngotot jadi bupati atau wabup, tapi dengan sekarang berhimpun, harus bersama mengubah Majalengka. Lebih lanjut Irwan menambahkan, Ia mengaku sangat bersyukur alasannya apa-apa yang sudah diikhtiarkan jauh-jauh hari, jadinya mampu terwujud.

“Koalisi Kebangsaan Umat, Insya Tuhan akan selesai hingga Pilkada 2018. Berhimpun menyerupai ini bukan jalan mudah, banyak perjuangan yang harus dilewati. Kami sepaham kedepan harus ada perubahan kepemimpinan di Majalengka. Kesepahaman tersebut terbentuk melalui perjalanan begitu panjang,” ungkapnya.

Ia menyebut, ketika itu ada kegalauan bersama dalam menyikapi kondisi kepemimpinan Majalengka, sehingga semua memiliki tanggung jawab besar untuk menentukan alternatif pilkada yang berkualitas.

“Kami bersepakat untuk adanya kepemimpinan gres di Majalengka yang lebih amanah, adil, demokratis. Mudah-mudahan hingga pendaftaran awal Januari 2018 (Koalisi Kebangsaan Umat, red) mampu menguat siapapun nanti yang akan diusung. Kami yakin bakal menang. Kami akan buktikan nanti,” ujarnya.(hsn)
Sumber http://www.rakyatcirebon.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar