Senin, 13 November 2017

SEJARAH ASAL USUL DESA TONJONG

SEJARAH ASAL USUL BERDIRINYA DESA TONJONG KAB. CIREBON . Dahulu, tersebutlah sebuah pedukuhan yang berjulukan Bantar Panjang dengan tokoh adatnya Ki Ariya Pujakakesuma, dengan didampingi bawahannya yang berjulukan Ariya Pujakadewa. Ki Arya Pujakakesuma membicarakan wacana puterinya yang berjulukan Nyi Dewi Pujaka Pamestri yang akan dilamar oleh orang kesatria yaitu Ariya Gondala dan Ariya Gondali dari kawasan Luragung murid Ki Lurah Agung. Tetapi lamaran kedua kesatria Luragung itu ditolaknya secara halus.

Tolakan dari pihak Bantar Panjang itu membuat mereka marah dan menantang untuk bertarung. Mendapat tantangan tersebut Ariya Pujakadewa bangun amarahnya, kemudian dengan spontan merangsek dan menghajar kedua kesatria itu. Maka pertarungan sengitpun tidak dapat terelakan, mereka sama-sama mengeluarkan jurus-jurus andalannya. Beberapa waktu kemudian nampak kedua murid dari Lurah Agung mulai terdesak dan lari meninggalkan pedukuhan Bantar Panjang.

Ki Arya Pujakakesuma selanjutnya mengadakan sayembara, barang siapa yang dapat mengalahkan Ariya Pujakadewa akan dinikahkan dengan putrinya Nyi Dewi Pamestri. Di Padepokan Pasir Kokol, Banyak Ngampar yang dipimpin oleh Ki Gedeng Jengkelok didampingi Nyi Dewi Kenangasari istrinya mendapati anaknya Sutajaya Telon sedang bermuram durja. Sutajaya Telon berkeinginan mempersunting putri Bantar Panjang yang sedang disayembarakan. Melihat gelagat itu Banyak Ngampar karenanya mengijinkan anaknya pergi mengadu nasib untuk berjodoh dengan gadis yang sedang diperebutkan itu.

Sutajaya Telon ialah murid Mbah Kuwu Cakrabuana, dibekali sebuah pedang siangkup oleh ayahandanya supaya dalam pertarungan nanti mendapat keunggulan. Sayembarapun digelar dengan begitu meriah, para raja dan kesatria dari aneka macam penjuru negeri berdatangan ke Bantar Panjang. Mereka berebut untuk mempersunting Nyi Dewi Pamestri yang elok rupawan. Sutajaya Telon menjadi akseptor sayembara puteri Bantar Panjang. Beberpa akseptor mulai berguguran menghadapi kesaktian Ariya Pujaka Dewa.

Sutajaya Telon yang mendapat giliran terakhir kemudian memasuki arena sayembara dan eksklusif bertarung dengan pahlawan dari Bantar Panjang tersebut. Keduanya mengeluarkan jurus-jurus dan ilmu kesaktian andalannya. Pertarungan keduanya cukup sengit dan memakan waktu lama. Kelelahan begitu nampak dari kedua pendekar itu, dan keduanya cukup berimbang. Pada jurus pamungkas Sutajaya Telon mengeluarkan pedang siangkup dan kemudian dihunuskan ke Ariya Pujaka Dewa. Sesaat tubuhnya terjerembab rubuh, dan takluk di tangan Sutajaya Telon.

Kemenangan Sutajaya Telon mendapat sambutan hangat dari Nyi Dewi Pujaka Pamestri yang dari tadi begitu mengagumi ketampanan calon suaminya itu. Kemudian sesuai dengan ketentuan sayembara karenanya Sutajaya Telon dinikahkan  dengan Putri Bantar Panjang dengan cara Islam.

Mendengar isu Nyi Dewi Pujaka Pamestri dipersunting Sutajaya Telon, Ariya Gondfala dan Ariya Gondali yang berada di tengah hutan belantara menjadi geram dan berniat untuk merebutnya. Keduanya lantas kembali ke Bantar Panjang dan terjadilah pertarungan antara Sutajaya Telon dengan kedua kesatria dari Luragung itu. Dengan pedang siangkupnya Sutajaya Telon melaksanakan perlawanan untuk mempertahankan Nyi Dewi Pujaka Pamestri dari musuhnya. Sabetan pedang siangkup mengeluarkan bara api yang sangat panas sampai kedua kesatria itu limbung dan lari “totolonjong” (pontang-panting) kemudian mengalah kalah kepada Sutajaya Telon.

Ariya Gondala dan Ariya Gondali setelah takluk selanjutnya memeluk agama Islam dan diperintah oleh Sutajaya Telon supaya membuka hutan di pedukuhan tersebut. Dari kata totolonjong itulah kemudian lahir nama Pedukuhan Tonjong dan sekarang menjadi Desa Tonjong. Pada pemerintahan sekarang Desa Tonjong berada di wilayah Kecamatan Pesaleman.

Nama-nama Kepala Desa Tonjong Kab Cirebon yang diketahui diantaranya :

1.    Newong    : 1937 – 1941
2.    Sastrawijaya    : 1941 – 1943
3.    Maja    : 1943 – 1945
4.    Madcair    : 1945 – 1947
5.    Moch. Kasan    : 1947 – 1964
6.    Irtajaya    : 1964 – 1987
7.    Solehudin    : 1987 – 1995
8.    Taryono    : 1995 – 2003
9.    Dudung    : 2003 - …….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar