Sabtu, 11 November 2017

SEJARAH ASAL USUL KERETA SINGA BARONG DAN KERETA PAKSI NAGA LIMAN

SEJARAH ASAL USUL KERETA SINGA BARONG DAN KERETA PAKSI NAGA LIMAN KASEPUHAN CIREBON , Pada gosip sebelumnya kami telah mempublikaskan Silsilah Kasultanan Cirebon dan untuk update info kali ini juga masih bekerjasama dengan dunia sejarah. Orang Cirebon pasti mengenal dan mengetahui perihal Sejarah dan Pembuat Kereta Singa Barong dan Kereta Paksi Naga Liman, akan tetapi masih sedikit yang mengetahui perihal seharahnya oleh karena itu kami akan mengulas mengenai hal ini .

SEJARAH ASAL USUL KERETA SINGA BARONG DAN KERETA PAKSI NAGA LIMAN KASEPUHAN CIREBON SEJARAH ASAL USUL KERETA SINGA BARONG DAN KERETA PAKSI NAGA LIMAN

SEJARAH ASAL USUL KERETA SINGA BARONG DAN KERETA PAKSI NAGA LIMAN KASEPUHAN CIREBON SEJARAH ASAL USUL KERETA SINGA BARONG DAN KERETA PAKSI NAGA LIMAN


Perlu kita ketahui bersama bahwasannya  Kereta Singa Barong ialah sebuah Kereta Kencana yang bentuknya penggabungan dari 4 adegan hewan, singa / macan (tubuh, kaki dan mata), gajah (belalai), garuda (sayap), naga (kepala). Dibuat pada tahun 1571 Saka atau 1649 Masehi. Kereta ini digunakan untuk keperluan Sultan. Ditarik oleh 4 kerbau putih (kebo bule).

Sedangkan Kereta Paksi Naga Liman, dari namanya sudah terang bahwa kereta ini penggabungan dari 3 jenis hewan yaitu, Paksi = burung (sayap) Naga = naga (tanduk) Liman = gajah (belalai). Dibuat pada tahun 1350 Saka atau 1428 Masehi. Kereta ini digunaka oleh Sunan Gunung Jati untung berkeliling keraton.
 
Lalu yang menjadi pertanyaan Siapa Pembuat Kereta Singa Barong dan Kereta Paksi Naga Liman ??    Kedua kereta itu di buat oleh Panembahan Losari. Kedua kereta itu memiliki kelebihan yang sangat unik, yaitu teknk pembuatan arsitekturnya tak jauh beda dengan kendaraan jaman sekarang. Misalnya, alat kemudi kereta memiliki sistem hidrolik dengan materi kayu da baja.
 
Memiliki suspensi sehingga pada ketika digunakan kereta ini sangat nyaman membuat para sultan tidak mencicipi guncangan ketika roda menapaki jalan yang rusak.

Roda keretapun dibuat secara stabil yang diadaptasi dengan suspensi. Roda kereta dibuat menonjol keluar dari jari-jari roda yang cekung kedalam semoga menghindari cipratan air pada ketika kereta melaju di jalan yang basah.

Jika dilihat secara sepintas memang terlihat tak jauh beda. Namu pada Kereta Paksi Naga Liman sayap dan lidahnya dapat bergerak dan membuat kereta ini terlihat sangat hebat dijamannya.
  
Menurut para hebat sejarah internasional kereta ini sangat luar biasa dan menjadi kereta kerajaan tepat dan paling modern yang pada ketika itu tak terfikirkan oleh orang pada ketika itu.

Ulasan Lengkap Mengenai Kereta Singabarong

Kereta Singa Barong yang hingga kini masih terawat mengagumkan itu, merupakan refleksi dari persahabatan dengan bangsa-bangsa. Wajah kereta ini merupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajah dengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak. Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu, kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragama Buddha, dan tubuh burak lengkap dengan sayapnya, melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam.

Kereta ini original buatan para hebat kereta Keraton Kacirebonan. Ini penggambaran bahwa pengetahuan teknologi orang Cirebon tempo dulu cukup tinggi. Ini sekaligus merupakan kelebihan Kerajaan Cirebon dibanding keraton-keraton sebelumnya atau sesudahnya, yang mengimpor kereta dari Inggris, Belanda, atau Perancis. Kereta ini cukup layak dalam segi teknologi kereta yang merupakan titihan (kendaraan) raja-raja.

Singa Barong telah mengenal teknologi suspensi dengan menyusun per(pegas) lempengan besi yang dilapisi karet-karet pada empat rodanya. Dengan teknologi suspensi ini, di samping kereta mampu merasa empuk, tubuh kereta juga mampu bergoyang-goyang ke belakang dan ke depan. Bergoyangnya tubuh kereta ke depan dan ke belakang mampu membuat sayap kereta bergerak-gerak. Itu sebabnya kalau kereta ini berjalan, binatang bertubuh burak, berkepala gajah, dan bermahkota naga itu tampak ibarat terbang. Terlihat megah ketika sang raja sedang berada dalam kereta itu.

Kereta ini dibuat oleh seorang arsitek kereta Panembahan Losari dan pemahatnya Ki Notoguna dari Kaliwulu. Pahatan pada kereta itu memang detail dan rumit. Mencirikan budaya khas tiga negara sobat itu, pahatan wadasan dan megamendung mencirikan khas Cirebon, warna-warna gesekan yang merah-hijau mencitrakan khas Cina.

Tiga budaya (Buddha, Hindu, dan Islam) itu menjadi satu digambarkan prinsip trisula dalam belalai gajah. Tri berarti tiga, dan sula berarti tajam. Artinya, tiga kekuatan alam pikiran insan yang tajam yaitu cipta, rasa, dan karsa. Cipta, rasa, dan karsa dimaksudkan sebagai budi berasal dari pengetahuan yang dijalankan dengan baik.

Kereta ini dulu digunakan oleh raja untuk kirab keliling Kota Cirebon tiap tanggal 1 Syura atau 1 Muharram dengan ditarik empat kerbau bule. Penggunaan kereta untuk kirab yang berlangsung setahun sekali itu berlangsung turun-temurun, mulai Panembahan Ratu Pakungwati I (1526-1649). Kereta ini gres berhenti digunakan untuk kirab tahun 1942, karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan lagi.

Kereta itu kini tersimpan di museum kereta yang terletak di sisi bangunan Taman Dewandaru Keraton Kasepuhan Cirebon. Kereta ini benar-benar tidak diperbolehkan lagi keluar, dalam program apa pun, selain dibersihkan setiap bulan Syura atau Muharam. Bahkan, ketika dilakukan ekspo antarkeraton se-Indonesia di Cirebon beberapa tahun lalu, yang dipamerkan ialah duplikat kereta yang bentuk maupun rupanya mirip.

Kereta Singa Barong menawarkan ketulusan seorang raja ibarat Panembahan Ratu Pakungwati I, raja keempat Kesultanan Cirebon itu. Karya untuk pribadi, ibarat kereta itu, tidak direka dengan semata-mata imaji selera, tetapi juga didasarkan pada rasa. Rasa persahabatan dengan bangsa lain yang begitu melekat dihatinya dimanifestasikan dalam bentuk kereta itu.

Semoga ulasan diatas mengenai Asal Usul Sejarah Kereta Singa Barong Dan Kerata Paksi Naga Liman mampu bermanfaat buat para pengunjung .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar