Minggu, 30 September 2018

Empat Anak Membobol Toko Di Malam Lebaran; Sebuah Tamparan Untuk Pendidikan Kita

Ternyata ketika ini dunia kejahatan tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tapi anak-anak kecil yang masih di anak-anak pun bisa melakukannya. Setidaknya itulah yang terjadi baru-baru ini di desa Cidenok, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. Empat orang anak ingusan yang masih tercatat sebagai siswa smp kelas 1 dan 2 membobol sebuah toko milik Drs. Hambali, warga desa Cidenok. Empat anak itu masing-masing berinitial Iq(11), Db(12), Ad(10), dan Nr(12). Mereka beraksi sempurna ketika si pemilik toko dan tetangganya sedang ikut takbiran di masjid dengan cara memanjat antena televisi yang melekat di genting untuk lalu membobol genting tersebut sebagai susukan ke dalam toko.

Dari dalam toko itu keempat anak tersebut berhasil menggondol uang sekitar Rp. 1000.000 lebih. Aksi pembobolan yang terbilang cukup rapi untuk anak seusia mereka sepatutnyalah menciptakan kita prihatin. Dan yang lebih ironis lagi, uang dari hasil membobol toko tersebut di pakai untuk membeli minuman keras.

Aksi ini gres lalu sanggup tercium alasannya kecurigaan warga pada sikap keempat anak ini yang pada malam sesudahnya begitu banyak membeli minuman keras. "Kami curiga alasannya bagaimana mungkin anak-anak sekecil itu bisa membeli minuman keras sampai berdus-dus. Dari mana uang sebanyak itu. Lalu ketika kami menanyakan pada beberapa teman mereka, terungkaplah bahwa uang tersebut di sanggup dari hasil membobol toko." Kata salah satu pamong desa yang berhasil ditanyai oleh .

Dan setelah keempat anak ini di panggil ke balai desa ternyata mereka mengakui bahwa agresi mereka tidak hanya sebatas pada toko milik Drs. Hambali saja melainkan juga membobol madrasah, dan gedung sekolah dasar yang ada di desa Cidenok pada malam sebelum dan setelah membobol toko. Dan alasannya kejahatan itu dengan terpaksa keempat anak ini pun harus digiring ke polsek Sumberjaya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sekaligus untuk menyelidiki kalau-kalau ada orang cukup umur yang juga ikut mendalangi agresi yang sangat tidak terpuji ini.

Kasus ini menciptakan prihatin sekaligus harus dijadikan pelajaran penting untuk orang bau tanah dan forum pendidikan kita, bahwa ternyata anak-anak yang tanpa pengawasan dan perhatian orang bau tanah bisa menciptakan anak-anak kita menjadi tak lagi kita kenali dan menyerupai pola di atas, bisa saja lalu menjadi kriminalis kecil yang kejam. Dan jikalau sudah begitu, tentu kita sebagai orang bau tanah dan pendidik akan menerima aib yang bisa saja tak akan hilang seumur hidup kita.
Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar