Jumat, 21 September 2018

Menyibak Misteri Situs Gunung Singkil

Selain di Kuningan ada Situs Cipari di Cirebon pun terdapat pula situs lain yang tak kalah bersejarahnya. Situs ini yakni Situs Gunung Singkil, sebuah situs purbakala yang berlokasi di Kampung Ciawijapura, Desa Ciawijapura, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon. Secara geografis, situs ini berada pada posisi 108° 35' 792" BT dan 06° 51' 723" LS dengan ketinggian sekitar 190 m dpl, dan menempati luas sekitar 10 x 50 m.

Untuk mencapai situs Gunung Singkil ini pengunjung sanggup memakai baik kendaraan roda dua maupun roda empat melalui Kecamatan Sumber. Begitu hingga di Kampung Ciawijapura, Desa Ciawijapura, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon sebab lokasi Situs Gunung Singkil ini berada sempurna di tengah-tengah areal pesawahan penduduk maka kemudian perjalanan pun harus dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui pematang sawah yang memakan waktu sekitar 10 menit.

Keberadaan situs ini sendiri pertama kali diketahui menurut laporan verbal dari Musa Semiana, seorang penilik kebudayaan Kecamatan Lemah Abang, dan Dadang, yang merupakan Kepala Urusan Ekonomi dan Pengembangan Desa Ciawijapura pada tahun 1993. Dari hasil laporan itulah kemudian dilakukan peninjauan oleh Muchtar, Kepala Seksi Kebudayaan, Kantor Depdikbud Kabupaten Cirebon.

Karena letaknya yang persis di tengah-tengah areal pesawahan penduduk dan menempati sebuah bukit maka dari kejauhan pun situs ini akan sangat gampang dikenali. Benda-benda purbakala yang terdapat di situs ini sendiri yakni berupa 4 buah prasasti dari kerikil alam yang bertuliskan aksara China (yang salah satunya terdapat di rumah warga), bukit berbatu yang tersusun berunduk 12 teras dengan kemiringan sekitar 30° setinggi 11 meter, kerikil monolit 7 buah yang salah satunya merupakan susunan kerikil kali yang dipakai sebagai daerah sesajian.

Ketiga prasasti yang terdapat di Situs Gunung Singkil ini sendiri masing-masing sebagai berikut:
  1. Prasasti pertama berada pada teras ke-6 dan bertuliskan 3 aksara Kanji yang tersusun horizontal. Isi prasasti ini sendiri menyebutkan nama orang yakni Khou See Tjoo.
  2. Prasasti kedua berada pada teras ke-8. isi dari prasasti ini sendiri menyebutkan perihal seseorang yang berjulukan Xu Ya Xiao dari Dinasti Qing dan berasal dari Desa Xi Qi Xu Kabupaten Jie Yang, Karesidenan Chao Zou. Seperti yang tertulis dalam prasasti tersebut, dia meninggal dan dimakamkan pada tahun 1848. Ukuran prasasti ini sendiri yakni sebagai berikut: tinggi 1,60 m, dengan panjang 3,14 m, dan dengan ketebalan 2,15 m.
  3. Prasasti yang ketiga yakni sebuah prasasti yang bercerita perihal Dewi Bumi (Hou Dhu) yang ditulis dengan aksara Kanji yang melintang vertikal sebanyak satu baris. Ukuran prasasti ini sendiri yakni dengan tinggi 95 cm dan berdiameter sekitar 80 cm.
Untuk prasasti yang keempat yang tersimpan di rumah penduduk, dikala berkesempatan mendatangi rumahnya, sang empunya rumah sedang tidak ada. Kaprikornus untuk prasasti yang keempat ini sendiri tak sanggup menjabarkan baik bentuk maupun isi dari prasasti tersebut. Ketika coba mencari di mesin pencari Google pun balasannya nihil. Mungkin ada salah satu dari pembaca yang mengetahuinya?

Dari dua prasasti yang terdapat di Situs Gunung Singkil yang menyebut nama orang di dalamnya (Khou See Tjoo dan Xu Ya Xiao) ini sendiri pun tidak begitu tahu apa dan siapa orang yang tertulis di prasasti tersebut. Minimnya literature menciptakan makin kesulitan untuk mengidentifikasi kedua orang tersebut. Apakah kedua orang ini merupakan utusan kerajaan, atau hanya pedagang biasa menyerupai lazimnya pedagang-pedagang dari China yang memang banyak berdatangan ke Kota Cirebon pada masa itu masih merupakan sebuah misteri yang harus segera terpecahkan.

Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar