Sabtu, 22 September 2018

Menikmati Empal Gentong Racikan Mang Darma

Pada hari Minggu kemarin saya bersama istri berkesempatan untuk menikmati (kembali) Empal Gentong Mang Darma sesudah sekian usang tak berkunjung ke gerai yang berlokasi di stasiun Kereta Cirebon ini. Di lokasi ini bersama-sama ada dua gerai empal gentong yang sangat populer yakni Empal Gentong Mang Darma dan Empal Gentong Putra Mang Darma. Tapi saya lebih menentukan gerai Empal Gentong Mang Darma. Meski bersama-sama untuk sanggup menikmati empal gentong ini mesti rela ngantri alasannya ialah padatnya pengunjung, terlebih di hari libur begini tapi saya terutama istri tetap melakukannya. Sebenarnya empal gentong milik putra Mang Darma sendiri rasanya hampir tak kalah nikmat dengan gerai milik Mang Darma ini, tapi saya bersama istri tetap bersikukuh untuk tidak berpindah daerah dan rela untuk ngantri. Entah kenapa. mungkin semacam prestise saja, bahwa lebih afdol rasanya kalau menikmati empal gentong ini pribadi dari tangan pertama yakni milik sang bapak. Fanatisme yang tak begitu penting dan tak layak dicontoh samasekali memang.

Untuk sekedar informasi, empal gentong Mang Darma ini selain dua yang terdapat di Stasiun Kereta Api Cirebon ini, ada beberapa gerai lainnya kalau anda malas untuk ngantri di daerah ini yakni yang ada di di Jl. Slamet Riyadi (Empal Gentong Bu Darma) dan satu gerai lainnya terdapat di dalam areal Grage Mall yang kesemuanya dikelola oleh Mang Darma dan keluarganya.

Dan menyerupai sebelum-sebelumnya, rasa empal gentong ini memang tak pernah berubah. Tetap nendang di pengecap dan senantiasa menciptakan pengunjung selalu rindu untuk kembali lagi dan lagi. Mungkin cita rasa yang senantiasa ngangenin inilah yang menciptakan gerai empal gebtong ini begitu padat pengunjung tiap harinya dan begitu populer bahkan sampai jauh ke luar kota Cirebon. Padahal menyerupai halnya empal gentong-empal gentong yang tersebar di setiap sudut kota Cirebon, materi maupun bumbu empal gentong di daerah ini hampir tak jauh berbeda yakni daging dan jeroan sapi yang dibanjur dengan kuah menyerupai soto. Pun begitu dengan cara memasaknya yang sama saja dengan empal gentong kebanyakan yaitu di masak dalam gentong dari tanah liat, kemudian disajikan bersama dengan bumbu-bumbu rempah yang khas dan juga taburan bawang goreng, daun seledri dan daun bawang di atasnya.

Untuk menikmati empal gentong di sini pengunjung diberi kebebasan menentukan pelengkapnya apakah ingin menggunakan nasi atau lontong. Pun boleh juga kalau hanya ingin menikmati empal gentongnya saja tanpa nasi atau lontong sama sekali. Karena di rumah sebelum berangkat ke daerah ini saya dan istri menyempatkan makan terlebih dahulu maka kami pun hanya meminta empal gentongnya saja tanpa lontong atau nasi sama sekali. Hanya empal gentong dan beberapa kerupuk lambak (kerupuk yang terbuat dari kulit kerbau) selaku komplemen nikmatnya menyantap seporsi kuliner yang begitu legendaries ini.

Oh iya, di daerah ini pun pengunjung sanggup menentukan sendiri daging dan jeroan yang dikehendaki. Jadi, kalau Anda punya sedikit problem dengan kolesterol, Anda masih tetap sanggup menikmati kuliner ini dengan meminta kepada empunya warung untuk tidak ditambahi jeroan dan hanya minta kuah dan daging sapinya saja. Dan jangan lupa juga, tambahkan bubuk cabe kering yang tersedia di atas meja ke dalam empal gentong Anda itu untuk lebih memperkuat rasanya. Pokoknya kalau mengikuti kata-katanya anak muda jaman sekarang, dijamin rasanya mantabh surantabh banged!!

Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar