Sabtu, 15 September 2018

Menyongsong Juara Gres World Cup

akhir ini dikala  world cup mulai memasuki babak knock out yang mendebarkan Menyongsong Juara Baru World Cup
Akhir-akhir ini dikala world cup mulai memasuki babak knock out yang mendebarkan, jadi sedikit terlantar. Saya yang biasanya menyempatkan diri untuk menulis pada malam hari antara jam 9 sampai 11 malam harus sedikit kerepotan mengatur waktu alasannya jam-jam menulis itu sekarang terpakai untuk menonton pertandingan sepak bola. Dan kalaupun tak ada pertandingan di jam-jam itu biasanya saya pakai untuk tidur semoga pada dini hari bisa berdiri untuk menonton pertandingan yang berlangsung dini hari. Jadilah, dengan adanya world cup itu ada yang harus saya korbankan demi tak melewatkan banyak sekali pertandingan. Karena saya pikir, world cup ini hanya berlangsung 4 tahun sekali maka saya harus menentukan world cup ini ketimbang blog, hehehe.

Tapi kenapa tak menulis di siang hari? Siang hari terang saya pakai untuk bekerja dong ah. Mosok kerja sambil ngurusin blog yang tak seberapa mana menghasilkan trafik ini. Bisa-bisa saya kena SP dari atasan alasannya asik ngeblog di jam-jam kerja. :)

Lantas, untuk posting kali ini apa yang ingin dibahas blog tak seberapamana menghasilkan trafik pengunjung ini? Untuk sementara sih tak ada dulu yah. Biasalah, jikalau sedikit kelamaan tak nulis biasanya inspirasi itu suka mampet. Bingung mau nulis apaan. Tapi yang jelas, untuk world cup kali ini ada beberapa catatan yang ingin saya bagi ihwal pemain-pemain mahal yang bersinar di klub besar dari mulai Messi, C. Ronaldo, sampai Rooney, pun begitu dengan tim-tim mapan langganan final menyerupai Argentina, Italia, Prancis, Brazil, Inggris dan sebagainya. Entah kenapa bintang pemain besar itu gagal bersinar di world cup Afrika Selatan ini. Kalau duduk kasus suhu dingin, saya pikir harusnya tak boleh menyurutkan performa pemain professional dong yah. Mereka kan memang dibayar untuk ok in all condition. Dan di klub mereka, hal itu terang sudah jauh-jauh hari diterapkan.

Yang menciptakan pemain bintang maupun tim besar gagal bersinar di Piala Dunia kali ini yakni saya pikir alasannya memang dunia sepak bola sudah sedemikian meratanya baik pada skil pemainnya maupun tak-tik pelatihnya. Jadi, pemain besar dengan segudang prestasi di klub terang tidak bisa menjamin bahwa negara yang mereka bela akan otomatis menciptakan segalanya lebih gampang untuk melenggang ke babak-babak yang lebih krusial. Tengok saja Prancis dan Italia yang mempunyai catatan di atas kertas begitu gemilang karenanya harus legowo pulang lebih awal. Pun begitu dengan Inggris yang hanya bisa bertahan sampai babak kedua.

Tapi, bagaimana pun juga saya sedikit lega dikala mengetahui bahwa pada karenanya dengan bertemunya Spanyol dan Belanda di babak final, alasannya paling tidak dengan bertemunya dua tim Eropa ini akan lahir juara World Cup gres yang akan dicatat sejarah. Jujur saja, saya memang menjagokan Inggris menyerupai pada word cup-world cup maupun Piala Eropa yang lalu-lalu. Dan saya juga sedikit geregetan dikala ternyata gol Lampard dianulir wasit (lihat gambar di atas). Tapi ya sudahlah, inilah sepak bola dengan segala varia dan kontroversinya.

Lantas jikalau boleh ikut meramal layaknya Dedi Corbuzier atau Paul si Gurita, saya dengan mantap memprediksikan Belanda yang akan jadi juara kali ini dengan skor yang tipis antara 1-0 sampai 2-1. Memang sih, permainan Belanda di World Cup kali ini tak terlalu kental ciri total football-nya tapi terang dengan kebijakan itu barisan belakang Belanda akan lebih terlihat kokoh dari sebelum-sebelumnya. Dan, Spanyol terang akan kerepotan menghadapi Belanda yang luwes dan tak kaku menyerupai yang ditunjukkan tim Jerman pada semi final kemarin.

Oleh karenanya, mari sambut Belanda jadi juara gres sesudah penantiannya yang panjang itu... :))
Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar