Sabtu, 29 September 2018

Taman Gua Sunyaragi Cirebon

Tamansari Sunyaragi berasal dari dua kata yakni 'Sunya' yang dalam bahasa jawa berarti sepi atau heneng, dan 'Ragi' yang bermakna raga atau badan. Pada jaman dulu taman ini masuk dalam kekuasaan Keraton Kasepuhan Cirebon yang berfungsi untuk daerah para pembesar keraton Kasepuhan dan prajuritnya bertapa dan meningkatkan ilmu kesaktian.

Taman yang dibangun pada tahun 1703 M oleh Pangeran Kararangen (Pangeran Kararangen yaitu nama lain dari pangeran Arya carbon) ini tercatat telah 3 kali mendapat pemugaran dan perbaikan. Pemugaran pertama dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Adiwijaya tahun 1852 sehabis taman ini sebelumnya dihancurkan oleh Belanda. Konon untuk perbaikan ini Sultan menunjuk 2 warga Cina berjulukan Chay Khong dan Sam Pho Tia Jin sebagai arsiteknya, dan demi mencegah kebocoran yang tidak perlu kepada pihak belanda konon kedua arsitek ini kemudian disekap dan dibunuh. Bukti wacana arsitek Cina ini yaitu dengan adanya sebuah kuburan Cina di dalam area Taman Air Gua Sunyaragi ini, tepatnya di samping sebuah pohon beringin yang kini telah berusia ratusan tahun.

Pemugaran kedua dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1937-1938 dan sebagai pelaksananya yaitu seorang petugas Dinas Kebudayaan Semarang. Namanya, Krisjman. Dan pemugaran terakhir terjadi pada tahun 1976 sampai 1984 yang dilakukan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan. Sejak itu tak ada lagi acara pemeliharan yang serius pada kompleks ini.

Taman sari ini sendiri dibangun sebab berdasarkan kitab Caruban Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Pesanggrahan Giri nur Sapta Rengga berubah fungsi menjadi daerah pemakaman raja-raja Cirebon, yang kini dikenal sebagai Astana Gunung Jati, dan juga adanya ekspansi Keraton Pakungwati yang terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti Inggil dan lain-lain. Sebagai perbandingam, Siti Inggil dibangun dengan ditandai candra sengkala Benteng Tinataan Bata yang menunjuk angka tahun 1529 M.

Di Tamansari Gua Sunyaragi ada sebuah taman Candrasengkala yang disebut Taman Bujengin Obahing Bumi yang menunjuk angka tahun 1529. Di kedua daerah itu juga terdapat persamaan, yakni terdapat gapura 'Candi Bentar' yang sama besar bentuk dan penggarapannya. Dijelaskan, Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan saja.

Secara garis besar Taman sari Gua Sunyaragi terbagi menjadi 12 cuilan yang masing-masing bagiannya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Di bawah ini secara ringkas akan menguraikan bagian-bagian tersebut beserta seberapa penting fungsi dan kegunaannya.


  1. Bangsal jinem
    Bangsal Jinem yaitu daerah di mana pada masa kemudian Sultan Kasepuhan memperlihatkan wejangan-wejangan kepada para pengikutnya. Di daerah ini pula prajurit-prajurit keraton Kasepuhan berlatih ilmu kanuragan yang di awasi pribadi oleh Sultan sendiri.

  2. Goa pengawal
    Goa Pengawal menyerupai juga namanya yaitu daerah yang khusus diperuntukan bagi para Pengawal Sultan beristirahat. Di daerah inilah para Pengawal sultan di masa kemudian berkumpul dan sekaligus bersiaga bilamana suatu-waktu Sultan yang mereka kawal mendapat ancaman.

  3. Kompleks Mande Kemasan
    Komplek Mande Kemasan yang kini telah hancur ini pada masa kemudian berfungsi sebagai daerah disimpannya aneka macam senjata keraton

  4. Gua Pandekemasang
    Gua Pandekemasang yaitu sebuah daerah yang dikhususkan untuk menciptakan aneka macam jenis senjata untuk keperluan berperang melawan musuh-musuh keraton. Di daerah ini para empu dan petinggi keraton sering berkumpul untuk merencanakan senjata apa saja yang harus di buat demi mempertahankan keraton dari bahaya luar. Karena pentingnya wilayah ini pada masa kemudian daerah menciptakan senjata tajam ini selalu mendapat penjagaan ketat dari para pengawal keraton.

  5. Gua Simanyang
    Gua Simanyang yaitu sebuah gua yang berada di depan wilayah taman air Sunyaragi mengingat fungsinya sebagai pos penjagaan dan garda depan dari bahaya dunia luar.

  6. Gua Langse
    Gua Lengse yaitu sebuah daerah yang khusus diperuntukan kepada Raja dan permaisurinya bersantai. Karena daerah ini hanya diperuntukan untuk raja dan permaisurinya maka daerah inilah satu-satunya daerah yang dibentuk dengan begitu indah biar raja dikala memasuki daerah ini sanggup merasa sangat nyaman dan melupakan sejenak kepenatannya memerintah

  7. Gua Peteng
    seperti namanya Gua Peteng yang berarti Gua Gelap, di daerah ini tidak disediakan sama sekali penerangan dan memang difungsikan sebagai daerah nyepi untuk mendapat kekebalan tubuh dan sebagainya.

  8. Gua Arga Jumud
    gua Arga Jumud fungsinya menyerupai dengan Gua Langse, hanya bedanya untuk Gua Arga Jumud ini dikhususkan bagi para petinggi keraton baik dikala bersantai maupun dikala mengadakan rapat-rapa penting dalam hal menyangkut keraton

  9. Gua Padang Ati
    Gua Padang Ati yaitu sebuah gua yang berfungsi untuk mersemedi biar mempunyai kelapangan dada, keikhlasan dan kecerdasan menyerupai yang dimaksud oleh nama gua itu sendiri yaitu padang ati yang artinya terang hati.

  10. Gua Kelanggengan
    Gua Kelanggengan yaitu sebuah daerah bersemedi biar mendapat kelanggengan jabatan.

  11. Gua Lawa
    Gua Lawa yaitu daerah khusus kelelawar. Selain sebagai daerah khusus kelelawar tidak mendapat informasi mengenai kegunaan lain dari gua ini. Mungkin ada diantara pembaca yang mengetahuinya?

  12. Gua Pawon
    Seperti namanya yang dalam bahasa Cirebon berarti dapur maka gua ini yaitu sebuah dapur untuk menciptakan dan menyimpan makanan


Untuk lebih jelasnya kami mengundang para pembaca untuk berkunjung ke Taman sari Gua Sunyaragi ini.
Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar