Minggu, 23 September 2018

Masjid Panjunan Nan Eksotik

Selain Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang populer dengan ornament khas dan adzan pitu-nya itu, di Cirebon pun bahwasanya mempunyai masjid renta lainnya yang tak kalah eksotis dibanding Masjid Sang Cipta Rasa. Masdjid itu yakni Masjid Panjunan atau biasa dikenal juga dengan sebutan Masjid Merah. Kata Panjunan sendiri merujuk pada nama kampung sekaligus nama lain dari sang pendiri yang dikenal dengan Pangeran Panjunan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang berasal dari Baghdad. Menurut risalah kuno Babad Tjerbon, nama orisinil Pangeran Panjunan sendiri bahwasanya yakni Maulana Abdul Rahman, tapi alasannya yakni berdiam di desa Panjunan yakni sebuah kampung yang juga menjadi pusat pembuat kerajinan keramik tradisional (Jun berarti Keramik) maka ibarat lazimnya pada zaman itu sang tokoh tersebut akan dikenal dengan merujuk nama daerah tinggalnya.

 Selain Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang populer dengan ornament khas dan adzan pitu Masjid Panjunan Nan Eksotik
Gerbang masjid Panjunan

Masjid yang termasuk ke dalam lima masjid tertua di Nusantara ini dibangun pada tahun 1453 M. jauh sebelum masjid Sang Cipta Rasa di berdiri (1549 M) bahkan lebih renta dari masjid Demak (1477) dan Masjid Menara Kudus (1530). Bentuk Masjid sendiri berukuran sangat mungil tapi begitu eksotis bergaya arsitektur kuno perpaduan antara seni tradisional Tiongkok dan arsitektur khas Hindu - Majapahit yang pada masa itu masih sangat berpengaruh. Kaprikornus sebagai kota yang memang secara histories geografis merupakan kota persimpangan antara dua daerah yakni Jawa dan Sunda menciptakan Cirebon begitu kaya warna sekaligus khas. Dan masjid Panjunan sendiri merupakan bukti faktual dari perpaduan antar beberapa kebudayaan itu yang lalu saling menyatukan diri untuk lalu menumbuhkan gaya dan budayanya sendiri yang begitu khas dan eksotis. Gaya seni tradisional Tiongkok pada masjid ini sanggup dilihat dari bertebarannya piring-piring keramik Cina orisinil sebagai penghias ornament di hampir seluruh tubuh dan pagar masjid. Sedangkan untuk gaya arsitektur Majapahit sanggup ditelusuri dari gaya dan referensi berdiri arsitektur yang hampir seluruhnya memakai bata merah menonjol dengan pagar dan gapura berunduk sebagai kanal menuju areal masjid. Dan alasannya yakni gerbang yang berwarna merah mencolok inilah masjid ini menerima julukan lainnya yakni Masjid Merah.

Menurut legenda yang berkembang di Masyarakat dan juga merujuk pada buku-buku kuno pada zaman itu, piring-piring porselen yang menghiasi hampir seluruh body masjid ini didatangkan eksklusif dari China daerah di mana kerajinan ini berasal sebagai hadiah dari Kaisar China untuk Sunan Gunung Jati alasannya yakni ia bersedia menikahi putri sang kaisar yang berjulukan Tang Hong Tien Nio. sendiri tidak mengetahui persisnya apakah pengiriman itu memang dikirim hanya satu kali tapi dalam jumlah yang sangat besar atau memang terjadi pengiriman keramik secara bersiklus ke Cirebon oleh sang Kaisar alasannya yakni pada kenyataan bukan hanya pada masjid Panjunan saja (secara histories masjid panjunan punya kedejatan dengan kalangan keraton alasannya yakni memang Pangeran Panjunan sendiri merupakan salah satu murid dari Sunan Gunung Jati) tapi hampir di seluruh bangunan-bangunan bersejarah yang bertebaran di Cirebon pada umumnya memakai media keramik China ini sebagai ornamennya.

Selain Anda sanggup berziarah sekaligus menikmati keindahan masjid ini, Anda pun berkesempatan menelusuri pusat pembuatan keramik tradisional yang masih terus dilestarikan oleh keturunan dari Pangeran Panjunan sendiri. Dan jikalau beruntung, pada saat-saat tertentu Anda pun akan di suguhi tradisi dan minuman khas Arab yakni tradisi minum gahwa yang juga masih terus dipertahankan oleh para keturunan dari Pangeran Panjunan ini.

.

.

Gambar diambil dari Berita Cirebon

Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar