Jumat, 14 September 2018

Syekh Magelung Sakti

Syekh Magelung Sakti yaitu seorang ulama yang berpenampilan sangat khas yaitu kerap menggelung rambut panjangnya kemana-mana. Perihal rambut panjangnya ini konon tak pernah dipotong alasannya memang tak ada satu pisau cukur pun yang bisa memotong rambutnya yang panjang itu. Maka dari itulah lalu ia berkelana dari satu kawasan ke kawasan lain untuk mencari orang sakti yang bisa memotong rambutnya. Beliau bernazar barang siapa yang bisa memotong rambut panjangnya itu maka Sang Syekh akan rela dan bahagia hati menyerahkan diri menjadi murid orang tersebut. Nama orisinil dari Syekh Magelung Sakti ini sendiri konon yaitu Syarif Syam yang berasal dari negeri Syam yang kini dikenal sebagai Syiria. Tapi ada juga versi lain yang menyampaikan bahwa bahwasanya Syekh Magelung Sakti merupakan seorang ulama kelahiran negeri Yaman.

Konon waktu itu, Syarif Syam atau Magelung Sakti tiba ke Cirebon untuk mencari seorang guru yang pernah ditunjukkan di dalam mimpinya. Dalam mimpinya tersebut bahwa satu-satunya orang yang sanggup memotong rambutnya yaitu seorang wali yang bermukim di Cirebon. Dan benar saja, ketika di Cirebon inilah dia bertemu dengan orang bau tanah yang dengan mudahnya memotong rambut beliau. Tempat dimana rambut Syarif Syam berhasil dipotong lalu diberi nama Karanggetas. Orang bau tanah itu yang lalu belakang diketahui berjulukan Sunan Gunung Jati pun sesuai dengan nazarnya alhasil menjadi guru dari Syekh Magelung Sakti dan berganti nama menjadi Pangeran Soka. Selepas menjadi murid Sunan Gunung Djati, Syekh Magelung Sakti atau Pangeran Soka lalu ditugaskan oleh gurunya tersebut untuk berbagi agama Islam di Cirebon pecahan Utara.

Selain nama Syekh Magelung Sakti dan Pangeran Soka dia pun mempunyai begitu banyak nama alias yang diantaranya yaitu Pangeran Karangkendal. Nama Pangeran Karangkendal sendiri ia sanggup alasannya ketika sekitar kurun XV ketika dia ditugaskan untuk berbagi agama Islam di wilayah Utara, ia tinggal di Desa Karangkendal, Kapetakan (± 19 km sebelah Utara Cirebon). Di desa ini pun Syekh Magelung Sakti lalu diangkat anak oleh penguasa atau gegeden Karangkendal yang berjulukan Ki Tarsiman yang mempunyai nama lain Ki Krayunan atau Ki Gede Karangkendal, bahkan disebut pula dengan julukan Buyut Selawe, alasannya mempunyai 25 anak dari istrinya yang berjulukan Nyi Sekar.

Syekh Magelung Sakti sendiri merupakan suami dari seorang istri yang tak kalah mempunyai nama besar di wilayah Cirebon yakni Nyi Mas Gandasari. Perihal menikahnya Syekh Magelung Sakti dengan Nyi Mas Gandasari berdasarkan kisah dan babad Cirebon yaitu berawal dari ditugaskannya sang syekh oleh Sunan Gunung Jati untuk berkeliling ke arah barat Cirebon selepas ia selesai mempelajari ilmu tassawuf dari gurunya tersebut. Nah, ketika berkeliling ke wilayah Barat Cirebon inilah Syekh Magelung Sakti mendengar informasi perihal sayembara Nyi Mas Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya.

Mengenai asal-usul dari Nyi Mas Gandasari sendiri terdapat banyak versi yang menyertainya, untuk itu demi menghindari kontroversi tidak akan membahasnya di sini. Kalau Anda ingin tau silahkan googling dengan keyword Nyi Mas Gandasari. Yang jelas, Nyi Mas Gandasari konon yaitu anak angkat dari Ki Ageng Selapandan yang juga yaitu Ki Kuwu Cirebon yang waktu itu dikenal juga dengan sebutan Pangeran Cakrabuana (masih keturunan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Hindu Pajajaran), yang atas desakan dari ayah angkatnya ini Nyi Mas Gandasari harus segera menikah. Dan alasannya dia merupakan seorang wanita bagus yang pilih tanding, maka dalam mencari pasangan hidup itu ia mengadakan sayembara, barang siapa yang bisa mengalahkannya maka dia akan bersedia menjadi istri dari orang yang berhasil mengalahkannya dalam tabrak kesaktian tersebut.

Oleh karenanya lalu ia pun mengadakan sayembara untuk maksud tersebut, sejumlah pangeran, pendekar, maupun rakyat biasa dipersilakan berupaya menjajal kemampuan kesaktian sang putri. Siapapun yang sanggup mengalahkannya dalam ilmu bela diri maka itulah jodohnya. Banyak diantaranya pangeran dan ksatria yang mencoba mengikuti sayembara tetapi tidak ada satu pun yang berhasil, sampai alhasil Syekh Magelung Sakti terjun ke arena sayembara. Pada dasarnya kemampuan dan kesaktian dari keduanya berimbang, hanya saja alasannya faktor kelelahan alhasil Nyi Mas Gandasari pun mengalah dan berlindung dibalik punggung Sunan Gunung Jati.

Namun, meski Nyi Mas Gandasari sudah berlindung dibalik punggung Sunan Gunung Jati, Syekh Magelung Sakti masih tetap saja menyecarnya dengan serangan-serangan mematikan sampai dalam satu kesempatan tinju sang Syekh hampir saja mengenai kepala dari Sunan Gunung Jati. Tetapi, anehnya sebelum tinju itu mendarat di kepala Sunan Gunung Jati, dengan serta merta Syekh Magelung Sakti jatuh lemas. Sunan Gunung jati pun alhasil memutuskan bahwa dalam pertempuran tersebut tidak ada yang kalah ataupun menang. Meskipun begitu, Sunan Gunung Jati tetap menikahkan keduanya dan mereka pun alhasil resmi menjadi suami istri.
Sumber http://portalcirebon.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar